Guru Teladan Tahun Ini



Jika Anda berprofesi sebagai guru, bersyukurlah Anda. Sebab profesi ini dibanggakan oleh Rasululloh Saw, “Inni buistu mualliman muyasysyiron,” Aku ini diutus untuk menjadi guru yang memudahkan. Sebuah ungkapan yang melegakan. Anda sebenarnya adalah penerus dan pewaris Nabi. Sudah barang tentu kehadiran guru atau dalam bahasa Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai pendidik memiliki nilai tersendiri.

Karena profesi Anda, lahirlah profesi-profesi lain. Dari Anda, lahirlah presiden. Dari Anda, lahirlah para politisi, praktisi, bahkan birokrat. Dari Andalah lahir pula para pekerja kasar seperti tukang ojek, tukang becak, dan yang lainnya. Pendek kata, tidak ada satu profesi dan pekerjaan apa pun yang terlahirkan, tanpa kiprah seorang guru.

Jumlah profesi guru di Indonesia tidak kurang dari 4,7 juta orang. Jumlah yang besar. Andaikan mereka benar-benar menjadi guru yang benar sejak awal, tentu amat besar jasanya. Maksud benar sejak awal adalah mereka benar-benar menjadi guru benar. Benar karena memang memiliki motivasi menjadi guru. Bukan karena terpaksa, nyasar, atau daripada-daripada, mendingan … jadi guru atau bahkan ….karena terpaksa.

Akan tetapi, siapa pun Anda, kini dan seterusnya Anda adalah guru. Meskipun profesi guru yang tengah Anda jalani saat ini awal keberangkatannya ada yang murni dan sungguh-sungguh menginginkan atau sebagai profesi nyasar apalagi profesi “mendingan…daripada…”, tidak perlu khawatir sebab ada sebuah buku yang memuat lebih dari 400 kutipan penuh inspirasi, pandangan, dan motivasi yang diungkapkan oleh para guru teladan di seluruh pelosok negera Paman Sam. Ya, guru teladan. Anda membutuhkan inspirasi agar tidak kehilangan arah. Anda memerlukan inspirasi karena ia adalah energi. Inspirasi yang berasal dari guru yang dengan dedikasinya mampu berada pada level teladan dan diakui negara.

Buku karya Frank Sennet ini memuat 12 kluster pandangan guru teladan tentang berbagai hal yang merupakan ruang lingkup profesi guru. Anda jangan phobi dulu karena guru teladan ini berasal dari Amerika Serikat. Mengapa tidak mengambil dari guru teladan negara Islam atau negara yang bukan Amerika. Jangan!! Karena Rasul menyuruh kita untuk IQRO. Bacalah! Baca secara luas. Membaca pikiran orang lain. Membaca gagasan orang lain. Membaca pengalaman mereka. Membaca suka duka mereka.



Profesi Guru adalah bukan sekadar pekerjaan: Mengajar sebagai panggilan.

Marilyn J Whirry, Guru Teladan Tahun ini dari California menulis “ Saya membagi kegembiraan dalam bekerja dengan murid-murid dan guru-guru lain. Dengan begitu, antusiasme dan keyakinan dalam diri mereka akan meningkat. Kita tidak akan pernah tahu berapa banyak kehidupan murid yang telah kita ubah dengan rasa tanggung jawab dan kegembiraan yang kita miliki atas kehidupan.

“Jika para guru benar-benar serius akan pekerjaannya, mereka dapat membuat perbedaan dalam kehidupan seorang anak. Kita benar-benar menyentuh sebuah kehidupan. Kita membentuk seseorang. Itu lebih baik daripada pekerjaan mana pun yang saya tahu dan saya memegang tanggung jawab dengan sungguh-sungguh. Saya tahu itu terdengar sentimental, tetapi saya benar-benar tidak sabar menunggu untuk segera pergi ke sekolah setiap pagi.” Tulis Lee Daniel Kent, guru teladan tahun ini dari Virginia.

Dua kutipan di atas tepat mengingat ada saja guru yang belum merasa terpanggil untuk mendidik dengan hati. Mendidik dengan cinta. Bahkan mendidik seperti dirinya untuk anak-anak biologisnya.

Guru tentang Anak-anak mereka

“Hal yang paling mengayikkkan dalam mengajar adalah saat saya menatap wajah seorang anak dan menyaksikan kebingungannya berubah menjadi konsentrasi. Dan akhirnya, keterkejutannya berubah menjadi rasa bangga atas prestasinya.” Itulah isi hati Andy Baumgartner, dari Georgia. “Bagi saya, hal yang menyenangkan dalam mengajar adalah ketika saya melihat tugas yang dikerjakan oleh murid-murid dan penemuan yang mereka buat setiap harinya. Saya menganggap diri saya sebagai pelatih dan sumber informasi bagi para murid. Saya adalah orang yang menyediakan kesempatan, tetapi yang melakukannya tetaplah mereka. Dan itu sungguh luar biasa,” demikian guru teladan dari New Hampshire, Nancy Brennan. Pada bagian ini, komentar ini menginspirasikan bahwa murid adalah subjek pendidikan. Dia bukan benda. Dia adalah orang yang punya perasaan. Punya keinginan. Bahkan imajinasi.

Guru berbicara dengan kiasan

Semua anak berbakat. Tergantung para guru untuk membuka pintu bakat tersebut. Tergantung pada kita, setiap pendidik, untuk membuka setiap pintu bagi tiap anak. Tidaklah cukup hanya dengan menjadi pemberi pengetahuan. Kita tidak hanya harus mengisi ember dengan pengetahuan, tetapi juga harus menyalakan api antusiasme. Demikian tulis Sharon Ivie di halaman 37. Ya, benar. Seorang guru perlu berbicara dengan menggunakan berbagai kiasan agar murid dapat mudah memahami, lebih luwes berbahasa, sekaligus variatif.

Ungkapan ini sering kita dengar dari guru : jam kerja panjang, gaji rendah, penghargaan yang tidak ternilai.

Bagaimana komentar guru teladan? Ini salah satunya, “ Saya khawatir terhadap calon guru yang berpikir, ‘Mengapa saya melakukan ini? Ini akan menjadi jam kerja yang panjang denan bayaran yang rendah dan saya akan rugi.’ Namun sebagai orang yang sudah menjalaninya, saya rasa ini adalah waktu yang paling menyenangkan untuk bergabung dalam dunia pendidikan. (halaman 43)

Guru agar menjadi yang terbaik

Ada komentar yang dalam terkait bagian ini, “Para guru yang baik memiliki sifat-sifat yang relatif sama. Guru yang baik akan terus-menerus haus terhadap ilmu pengetahuan dan mempunyai keinginan yang tulus untuk membagi apa yang telah mereka pelajari. Mereka membawa persediaan tenaga dan antusiasme yang tidak terbatas ke dalam ruang kelas. Kehadiran mereka mengundang murid-murid untuk mengikuti perjalanan mereka menemukan hal-hal yang baru dan menarik, seperti keajaiban, antusiasme mereka akan menular kepada orang lain, “ begitu ungkapan Terry Week dari Tennesse (halaman 151)

Sebenarnya masih ada 7 bagian lagi yang masing-masing memiliki komentar dari para guru teladan. Kedelapan bagian itu merupakan topik-topik pAndangan guru teladan yaitu tips pengembangan profesionalisme dari para ahli, menciptakan pelajar seumur hidup, tentang pelajaran, tantangan di dalam dan di luar kelas, tak satu pun murid ditinggalkan, orang tua dan mitra lainnya, dan meneruskan obor pengajaran.

Frank Sennet tepat untuk menghimpun 400 lebih kutipan penuh inspirasi, pandangan, dan motivasi dari para guru teladan. Apalagi dalam kondisi saat ini. Ada saja guru yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan yang keliru misalnya mengajar lebih cepat selesai dari waktu yang telah ditentukan, pandai memberi tugas kepada para murid tetapi tidak pernah atau jarang mengembalikan tugas kepada mereka, menjejali rumus-rumus pelajaran tanpa mampu “menghidupkan” rumus-rumus itu untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan para muridnya, dan sebagainya.

Anda tidak akan dirugikan untuk membaca seluruh komentar penuh inspirasi tersebut. Apalagi jika Anda memiliki buku tersebut. Buku ini mampu mengantarkan Anda menjalani profesi guru yang penuh dengan INSPIRASI dan MENGINSPIRASI para murid Anda. Selamat membaca dan memiliki buku ini. (Shrt)






Jika Anda berprofesi sebagai guru, bersyukurlah Anda. Sebab profesi ini dibanggakan oleh Rasululloh Saw, “Inni buistu mualliman muyasysyiron,” Aku ini diutus untuk menjadi guru yang memudahkan. Sebuah ungkapan yang melegakan. Anda sebenarnya adalah penerus dan pewaris Nabi. Sudah barang tentu kehadiran guru atau dalam bahasa Undang-Undang Guru dan Dosen sebagai pendidik memiliki nilai tersendiri.

Karena profesi Anda, lahirlah profesi-profesi lain. Dari Anda, lahirlah presiden. Dari Anda, lahirlah para politisi, praktisi, bahkan birokrat. Dari Andalah lahir pula para pekerja kasar seperti tukang ojek, tukang becak, dan yang lainnya. Pendek kata, tidak ada satu profesi dan pekerjaan apa pun yang terlahirkan, tanpa kiprah seorang guru.

Jumlah profesi guru di Indonesia tidak kurang dari 4,7 juta orang. Jumlah yang besar. Andaikan mereka benar-benar menjadi guru yang benar sejak awal, tentu amat besar jasanya. Maksud benar sejak awal adalah mereka benar-benar menjadi guru benar. Benar karena memang memiliki motivasi menjadi guru. Bukan karena terpaksa, nyasar, atau daripada-daripada, mendingan … jadi guru atau bahkan ….karena terpaksa.

Akan tetapi, siapa pun Anda, kini dan seterusnya Anda adalah guru. Meskipun profesi guru yang tengah Anda jalani saat ini awal keberangkatannya ada yang murni dan sungguh-sungguh menginginkan atau sebagai profesi nyasar apalagi profesi “mendingan…daripada…”, tidak perlu khawatir sebab ada sebuah buku yang memuat lebih dari 400 kutipan penuh inspirasi, pandangan, dan motivasi yang diungkapkan oleh para guru teladan di seluruh pelosok negera Paman Sam. Ya, guru teladan. Anda membutuhkan inspirasi agar tidak kehilangan arah. Anda memerlukan inspirasi karena ia adalah energi. Inspirasi yang berasal dari guru yang dengan dedikasinya mampu berada pada level teladan dan diakui negara.

Buku karya Frank Sennet ini memuat 12 kluster pandangan guru teladan tentang berbagai hal yang merupakan ruang lingkup profesi guru. Anda jangan phobi dulu karena guru teladan ini berasal dari Amerika Serikat. Mengapa tidak mengambil dari guru teladan negara Islam atau negara yang bukan Amerika. Jangan!! Karena Rasul menyuruh kita untuk IQRO. Bacalah! Baca secara luas. Membaca pikiran orang lain. Membaca gagasan orang lain. Membaca pengalaman mereka. Membaca suka duka mereka.



Profesi Guru adalah bukan sekadar pekerjaan: Mengajar sebagai panggilan.

Marilyn J Whirry, Guru Teladan Tahun ini dari California menulis “ Saya membagi kegembiraan dalam bekerja dengan murid-murid dan guru-guru lain. Dengan begitu, antusiasme dan keyakinan dalam diri mereka akan meningkat. Kita tidak akan pernah tahu berapa banyak kehidupan murid yang telah kita ubah dengan rasa tanggung jawab dan kegembiraan yang kita miliki atas kehidupan.

“Jika para guru benar-benar serius akan pekerjaannya, mereka dapat membuat perbedaan dalam kehidupan seorang anak. Kita benar-benar menyentuh sebuah kehidupan. Kita membentuk seseorang. Itu lebih baik daripada pekerjaan mana pun yang saya tahu dan saya memegang tanggung jawab dengan sungguh-sungguh. Saya tahu itu terdengar sentimental, tetapi saya benar-benar tidak sabar menunggu untuk segera pergi ke sekolah setiap pagi.” Tulis Lee Daniel Kent, guru teladan tahun ini dari Virginia.

Dua kutipan di atas tepat mengingat ada saja guru yang belum merasa terpanggil untuk mendidik dengan hati. Mendidik dengan cinta. Bahkan mendidik seperti dirinya untuk anak-anak biologisnya.

Guru tentang Anak-anak mereka

“Hal yang paling mengayikkkan dalam mengajar adalah saat saya menatap wajah seorang anak dan menyaksikan kebingungannya berubah menjadi konsentrasi. Dan akhirnya, keterkejutannya berubah menjadi rasa bangga atas prestasinya.” Itulah isi hati Andy Baumgartner, dari Georgia. “Bagi saya, hal yang menyenangkan dalam mengajar adalah ketika saya melihat tugas yang dikerjakan oleh murid-murid dan penemuan yang mereka buat setiap harinya. Saya menganggap diri saya sebagai pelatih dan sumber informasi bagi para murid. Saya adalah orang yang menyediakan kesempatan, tetapi yang melakukannya tetaplah mereka. Dan itu sungguh luar biasa,” demikian guru teladan dari New Hampshire, Nancy Brennan. Pada bagian ini, komentar ini menginspirasikan bahwa murid adalah subjek pendidikan. Dia bukan benda. Dia adalah orang yang punya perasaan. Punya keinginan. Bahkan imajinasi.

Guru berbicara dengan kiasan

Semua anak berbakat. Tergantung para guru untuk membuka pintu bakat tersebut. Tergantung pada kita, setiap pendidik, untuk membuka setiap pintu bagi tiap anak. Tidaklah cukup hanya dengan menjadi pemberi pengetahuan. Kita tidak hanya harus mengisi ember dengan pengetahuan, tetapi juga harus menyalakan api antusiasme. Demikian tulis Sharon Ivie di halaman 37. Ya, benar. Seorang guru perlu berbicara dengan menggunakan berbagai kiasan agar murid dapat mudah memahami, lebih luwes berbahasa, sekaligus variatif.

Ungkapan ini sering kita dengar dari guru : jam kerja panjang, gaji rendah, penghargaan yang tidak ternilai.

Bagaimana komentar guru teladan? Ini salah satunya, “ Saya khawatir terhadap calon guru yang berpikir, ‘Mengapa saya melakukan ini? Ini akan menjadi jam kerja yang panjang denan bayaran yang rendah dan saya akan rugi.’ Namun sebagai orang yang sudah menjalaninya, saya rasa ini adalah waktu yang paling menyenangkan untuk bergabung dalam dunia pendidikan. (halaman 43)

Guru agar menjadi yang terbaik

Ada komentar yang dalam terkait bagian ini, “Para guru yang baik memiliki sifat-sifat yang relatif sama. Guru yang baik akan terus-menerus haus terhadap ilmu pengetahuan dan mempunyai keinginan yang tulus untuk membagi apa yang telah mereka pelajari. Mereka membawa persediaan tenaga dan antusiasme yang tidak terbatas ke dalam ruang kelas. Kehadiran mereka mengundang murid-murid untuk mengikuti perjalanan mereka menemukan hal-hal yang baru dan menarik, seperti keajaiban, antusiasme mereka akan menular kepada orang lain, “ begitu ungkapan Terry Week dari Tennesse (halaman 151)

Sebenarnya masih ada 7 bagian lagi yang masing-masing memiliki komentar dari para guru teladan. Kedelapan bagian itu merupakan topik-topik pAndangan guru teladan yaitu tips pengembangan profesionalisme dari para ahli, menciptakan pelajar seumur hidup, tentang pelajaran, tantangan di dalam dan di luar kelas, tak satu pun murid ditinggalkan, orang tua dan mitra lainnya, dan meneruskan obor pengajaran.

Frank Sennet tepat untuk menghimpun 400 lebih kutipan penuh inspirasi, pandangan, dan motivasi dari para guru teladan. Apalagi dalam kondisi saat ini. Ada saja guru yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan yang keliru misalnya mengajar lebih cepat selesai dari waktu yang telah ditentukan, pandai memberi tugas kepada para murid tetapi tidak pernah atau jarang mengembalikan tugas kepada mereka, menjejali rumus-rumus pelajaran tanpa mampu “menghidupkan” rumus-rumus itu untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan para muridnya, dan sebagainya.

Anda tidak akan dirugikan untuk membaca seluruh komentar penuh inspirasi tersebut. Apalagi jika Anda memiliki buku tersebut. Buku ini mampu mengantarkan Anda menjalani profesi guru yang penuh dengan INSPIRASI dan MENGINSPIRASI para murid Anda. Selamat membaca dan memiliki buku ini. (Shrt)




0 komentar:



Posting Komentar